Sejarah Kedung Dinding

Kedung dinding merupakan kedung yang terletak di daerah desa Manggis, kecamatan Panggul Trenggalek. Sebelum saya menjelaskan sejarah Kedung Dinding, mungkin banyak dari kalian yang belum tau apa itu kedung. Kedung adalah lubuk atau lubang yang sangat dalam dan terletak pada sungai. Secara umum, kedung itu terjadi akibat dari erosi atau abrasi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dan menyebabkan sebuang lubang. Tetapi menurut orang-orang sekitar, kedung dinding itu diyakini mempunyai mitos tersendiri yang bisa dibilang tidak masuk logika. Tapi itulah kenyataannya.

Banyak orang menyebut "kedung dinding iju tembus segoro". Maksudnya adalah, warna air di sekitar kedung tersebut adalah bagaikan warna air di lautan yang menurut mitosnya, lubang kedung dinding langsung tembus laut pantai selatan. Air di sekitar Kedung Dinding itu dinamakan "Tirto Wenang". Mengapa dinamakan air Tirto Wenang? Maksudnya adalah semua orang di sikitar situ mempunyai hak atau wewenang untuk menggunakan air tersebut. 

Menurut keyakinan orang-orang sekitar, jika mempunyai hajad syaratnya harus ritual dengan cara mandi di Kedung Dinding tersebut. Dan tidak sembarang hari bisa digunakan untuk ritual, hari terbaik adalah selasa kliwon dan sabtu legi. Dan hari yang sangat dilarang untuk mandi di Kedung Dinding adalah hari jum'at kliwon. Karena hari tersebut adalah hari ibadahnya mereka.

Konon ceritanya dalam kedung Dinding itu ada tiga penjaganya. Yang pertama Ratu Kencana Sari, menurut mitosnya Ratu Kencana Sari adalah pengikut atau murid dari Ratu pantai selatan yaitu Nyi Roro Kidul. Yang kedua adalah Siluman Ular dia termasuk murid Nyi Blorong. Penampakannya adalah berkepala dua yang sebelah wujud ular dan sebelahnya adalah berwujud wanita cantik. Sejarahnya dulu saat dia mandi sangat berisik dan menggangu para wali saat beribadah. Akhirnya dia di kutuk menjadi siluman ular. Untuk penjaga yang ketiga bernama Siluman Tikar. Menurut mitosnya siluman ini adalah sangat berbahaya, karena jika ada orang yang berjalan dan melangkai siluman tikar tersebut secara  sengaja maupun tidak, bisa bisa dia terjebur ke sungai atau menurut orang jawa dinamakan kalap.

Biasanya kedung dinding juga bisa digunakan sebagai pertanda saat akan ada banjir. Karena sebelum datang banjir, kedung dinding itu memberi peringatan yaitu ada suara yang bergemuruh yang datang dari sekitar kedung tersebut. Memanglah sulit dipercaya jika belum membuktikannya sendiri. Tapi itulah menurut cerita dari warga sekitar.

Asal mula nama dari Kedung Dinding berawal dari sebuah perebutan wilayah di tempat tersebut. Yaitu antara Ratu Nyi Roro Kidul dan ketiga Penjaga Kedung Dinding tersebut. Pertarungan pun berlangsung sangat sengit pada waktu itu. Hingga pada akhirnya Ratu patai selatan lah yang menang. Setelah Ratu Nyi Roro Kidul memenangkan pertarungan, ada perjanjian kepada ketiga penjaga tersebut yang harus dipatuhi. Mereka dapat tetap menjadi penjaga kedung dinding asalkan dia mau mengabdi dan menjadi pengikut Ratu Nyi Roro Kidul. Dan saat itu Ratu pantai selatan membuat kedung dinding sebagai tempat yang dapat menembus laut sebagai tanda bahwa itu adalah wilayahnya.

Hingga saat ini banyak orang disekitar mentafsirkan dan menamai wilayah sungai tersebut dengan sebutan Kedung Dinding yang berarti dinding atau gerbang menuju lautan pantai selatan.

Itulah mitos atau sejarah cerita yang tepatnya berasal dari desa manggis, kecamatan Panggul Trenggalek. Semoga cerita ini membawa manfaat bagi kita semua. Jika ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

Nara Sumber: Panji Nawangkung

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

2 komentar

komentar
13 October 2013 at 01:43 delete

wah, maaf gan kemarin pas ane pulang kampung gak sempat kesana... sekarang masih merantau di gresik. hehehe

Reply
avatar